Mengenal Grouting System dan Pengaplikasian pada Konstruksi Bangunan

Dalam membangun konstruksi bangunan yang kuat dan tahan dalam cuaca maupun kondisi apapun, maka tidak dipungkiri bahwa pilar utamanya adalah pondasi yang kuat dan kokoh. Untuk konstruksi bangunan sederhana seperti rumah tinggal, kontraktor maupun pemilik lebih memilih pondasi berbahan utama batu bata dengan campuran semen dan pasir. Namun untuk bangunan besar seperti gedung, jembatan, jalan, dan lainnya yang mengharuskan ketahanan yang tinggi, kontraktor akan lebih memilih bahan yang lebih kuat, yaitu beton.
Beton dikenal mempunyai kuat tekan terbaik. Tentunya juga lebih tahan lama jika dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain. Namun kondisi lingkungan, perubahan cuaca, dan berat beban konstruksi seringkali menyebabkan struktur bangunan mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu. Untuk itu diperlukan perawatan dan perbaikan, salah satunya dengan metode grouting system.
Apa itu Grouting System?
![]() |
railsystem.net |
Konsep dasar dari grouting system adalah memasukkan bahan cair dengan cara tekanan (injeksi) ke dalam rongga tanah atau retakan pada konstruksi bangunan, yang kemudian bahan campuran tersebut akan mengeras dan mengisi celah-celah dalam retakan. Dengan grouting system diharapkan beton yang mengalami kerusakan dapat meningkat kekuatannya, atau minimal setara dengan kekuatan beton sebelum kerusakan.
Tujuan Grouting System
Ada beberapa tujuan dilakukannya grouting system, yaitu:- Memperbaiki kerusakan struktur bangunan Grouting system dengan memasukkan bahan-bahan yang akan mengeras ke dalam celah pada bangunan akan memperbaiki struktur beton yang retak dan keropos.
- Memperkuat pondasi bangunan Sesuai pelaksanaannya, grouting system mengisi celah-celah tanah atau retakan pada bangunan dan menjadikannya padat sehingga mampu memperkuat pondasi bangunan.
- Untuk menahan aliran air Pada pembangunan bangunan dengan lokasi dekat sumber air, seperti jembatan atau bendungan, metode grouting system juga bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kebocoran yang terjadi akibat air yang keluar melalui celah yang ada pada pondasi bangunan.
![]() |
|
Bahan Grouting System, Apa Saja?
- Bahan grouting system dapat berupa campuran material suspense seperti semen dan batu-batuan bentonite. Air sebagai bahan cairan yang dipakai sebagai pelarut semen harus tidak berlumpur atau tercampur bahan yang lain yang bisa mengakibatkan menurunnya kualitas bahan. Semen yang digunakan jenis Portland Cement (PC) yaitu semen yang tidak ada campuran bahan lain.
Proporsi campuran bahan bergantung pada area yang akan dilakukan proses injeksi.
- Untuk itu mengetahui informasi kepadatan tanah, kondisi bebatuan, dan tingkat kerusakan sangat penting dalam pelaksanaan grouting system. Umumnya perbandingan semen dan air adalah 1:10. Sedangkan untuk grouting yang mengharuskan injeksi ke struktur bangunan yang lebih dalam, campuran bahan yang digunakan harus lebih encer.
Pilihan kedua yaitu bahan kimia. Karena grouting menggunakan bahan suspense tidak bisa dilakukan pada kepadatan tanah yang kecil, maka untuk kerusakan-kerusakan halus bisa menggunakan campuran bahan kimia. Bisa berupa acrylamide, resins, foams, dan lain lain.
- Jadi jangan salah pilih, ya?
Aplikasi dan Pemeriksaan Hasil grouting
Untuk melakukan metode grouting, yang pertama harus dilakukan adalah menentukan alat dan bahan berdasarkan informasi-informasi keadaan tanah, kondisi bangunan, dan tingkat kerusakan. Pelaksanaannya, lubang yang akan dilakukan grouting dibor sampai kedalaman yang telah ditetapkan. Lalu dipasang alat yang disebut packer di dalam lubang yang telah dibor. Packer berfungsi sebagai penutup agar campuran semen tidak kembali ke atas dan dapat masuk ke celah-celah samping.Setelah packer dipasang, maka grouting baru dapat dilakukan. Campuran bahan dimasukkan dengan tekanan yang cukup tinggi hingga lubang tertutup penuh.
Untuk pemeriksaan hasil grouting apakah sudah bagus atau harus injeksi ulang bisa dilakukan dengan membuat check hole pada titik yang dipilih, pengambilan inti core sampling, atau menggunakan water pressure test untuk mengecek apakah masih ada kebocoran atau tidak.
Meskipun terdengar sederhana, tentunya pelaksanaan grouting system tidak bisa sembarangan dan harus dilakukan oleh tenaga ahli agar hasilnya maksimal, ya?